P E N D A H U L U A N
I.I. Latar Belakang
Perawat dari semua bidang praktik memberikan Asuhan
keperawatan bagi para pasien yang beresiko terinfeksi dan mereka yang sudah
terinfeksi.Satu dari sepuluh pasien yang di rawat di Rumah Sakit mungkin
terjangkit infeksi dan pasien di berbagai keadaan lingkungan termasuk dirumah
mereka sendiri, dapat mengalami infeksi. Selain masalah yang sudah ada sejak
beberapa dekade, dan kemunculan kembali penyakit-penyakit misalnya
Tuberkulosis, banyak penyakit baru seperti BSE (Bovine Spongiform
Encephalopathy) dan HIV sekarang diketahui disebabkan oleh agens aktif.
Infeksi merupakan sisi kehidupan yang universal.Tumbuhan dan
hewan dari segala ukuran dan deskripsi diduduki oleh berbagai mikroba hidup,
demikian pula manusia tidak terkecuali.Penyakit menular itu terjadi karena
interaksi antara hospes dan mikroba yang berlangsung secara kebetulan.
Oleh karena itu makalah tentang bakteriologi membahas tentang
bakteri penyebab infeksi dan selain itu makalah ini akan menjadi pegangan kami
guna mengetahui sebagian dari bakteri penyebab penyakit.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang di atas maka
rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah kita harus mengetahui proses
terinfeksinya suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
I.3. Tujuan Penulisan
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah kita sebagai
perawat nanti bisa mengetahui proses terinfeksinya suatu penyakit yang di
sebabkan oleh bakteri sehingga kita bisa meminimalis terjadinya infeksi yang
sering terjadi di Rumah Sakit maupun di lingkungan rumah kita sendiri.
BAKTERIOLOGI
2.I. BAKTERI
Bakteri hidup dimana-mana, sebagian besar adalah saprofit
(organisme yang hidup dari bahan organik mati) yang terdapat ditanah dan
air.Bakteri berperan penting menguraikan molekul organik kompleks dari hewan
dan tumbuhan yang telah mati menjadi molekul-molekul organik sederhana. Molekul
ini mengalami daur ulang selama metabolisme oleh organisme hidup.[1]
Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan
mampu memproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai pejamu untuk
menyuplai makanan.Bakteri tidak memiliki inti sel, bakteri terdiri dari
sitoplasma yang dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang kaku yang terbuat dari
suatu zat khusus yang disebut peptidoglikan.Didalam sitoplasma terdapat materi
genetik, baik DNA maupun RNA dan struktur intra sel yang diperlukan untuk
metabolisme energi.Bakteri berproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA
dan pembelahan sel sederhana. Sebagian bakteri membentuk kapsul yang
mengililingi dinding sel sehingga ia lebih tahan terhadap serangan system imun
pejamu. Bakteri dapat bersifat aerob atau anaerob.Sebagian bakteri mengeluarkan
toksin yang secara spesifik merusak pejamu.
Laboratorium sering mengklasifikasi bakteri sebagai gram
negative/atau positif. Bakteri positif gram mengeluarkan toksin (eksotoksin)
yang merusak sel-sel pejamu pada pewarnaan standar laboratorium, bakteri gam positif
akan memberikan warna ungu. Bakteri gram positif mengandung protein didinding
selnya yang merangsa respon peradangan (endotoksin). Bakteri gram negative
berwarna merah pada pewarnaan merah pada pewarnaan laboratorium sekunder[2].
2.2. AKTIVITAS PATOGENIK
Sekitar 50 spesies bakteri bersifat patogenik (mampu
menimbulkan penyakit).Virulensi – kemampuan menimbulkan infeksi – adalah suatu
fenomena kompleks yang berkaitan dengan fisiologi pathogen dan
pejamunya.Sebagian bakteri selalu bersifat sangat virulen.Sebagai contoh
pemajanan pada yersima bakteri yang menyebabkan infnia pestis (yang menyebabkan
pes) hampir selalu menimbulkan pes.Namun, sebagian bakteri, terutama yang
menyebabkan infeksi di rumah sakit, memiliki patogenitas yang rendah.Bakteri
ini menybabkan infeksi hanya pada orang yang keadaan imunnya menurun akibat
penyakit, obat atau prosedur invasive yang mereka jalani (misalnya pembedahan,
intubasi atau pemasangan selang intravena).Bakteri ini tidak menyerang jaringan
sehat.Bakteri ini disebut oportunis.
2.3. INFEKSI DAN KOLONISASI
Infeksi terjadi saat pathogen memperoleh akses kejaringan
pejamu dan memicu suatu respon.Infeksi pada luka ditunjukan oleh munculnya
peradangan dan pus (nanah). Pasien mungkin mengalami demam (pireksia), dan
usap/apusan luka akan memperlihatkan adanya sejumlah besar organisme penyebab.
Namun, respon terhadap pathogen mungkin ringan atau tidak
ada, suatu situasi yang disebut sebagai kolonisasi.Luka yang terkolonisasi
bebas dari peradangan dan apusat memperlihatkan sedikit pertumbuhan
bakteri.Apabila terjadi kolonisasi, maka mungkin di jumpai beberapa spesies
bakteri, yang pada laporan laboratorium sering disebut sebagai pertumbuhan
bakteri campuran. Kolonisasi merupakan hal yang penting dari segi klinis karena
organisme dapat berkembang biak dalam jumlah besar untuk membentuk suatu
resevoar.
2.4. MENJELASKAN BAKTERI
Bakteri dapat dijelaskan berdasarkan :
1. Morfologi
(bentuk)
2. Ultrastruktur
3. Respon terhadap
zat warna pada specimen mikroskopik
4. Pembentukan
spora
5. Kebutuhan
oksigen
1. Morfolgi (bentuk)
Ada empat bentuk morfologi bakteri yaitu :
1. Kokus, berbentuk
bulat. Apabila tersusun berpasangan mereka dikenal sebagai diplokokus.Contohnya
adalah streptococcus pneumoniae (yang menyebabkan pneumonia) dan Neisseria
gonorrhoeae (yang menyebabkan gonorea). Kokus yang berkelompok disebut
stafilokokus, contohnya adalah staphylococcus aureus, suatu konstituen dari
flora normal kulit, yang pada sebagian dari anggota populasi juga mampu berlaku
sebagai pathogen luka, dan sthapylococcus epidermidis, suatu bakteri
oportunistik yang mampu menimbulkan infeksi pada orang yang sakit berat,
walaupun tidak pada orang sehat.
2. Basil, (misalnya
pseudomonas, klebsiela, proteus dan e, coli) memiliki bentuk batang, tersusun
secara tunggal atau dalam rantai. Mereka terkenal karena kemampuannya
menimbulkan infeksi dirumah sakit.Beberapa bakteri yang menyebabkan keracunan
makanan, termasuk shigella dan salmonella, termasuk dalam kelompok ini.
3. Vibrio, adalah bakteri
melengkung. Contohnya adalah vibrio cholerae (menimbulkan kolera) dan
campylobacter (penyebab keracunan makanan).
4. Spirochaeta,
adalah bakteri yang sangat kecil, lentur dan berbentuk spiral. Anggota tipikal
dari kelompok ini antara lain adalah treponema pallidum (yang menimbulkan
sifilis), leptospira interrogans (serotip icterohaemorrhagiae) (penyakit weil)
yang di tularkan kemanusia melalui tikus yang terjangkit, dan Borrelia
burgdorferi (penyakit lyme).
Semua bakteri bersifat unisel (bersel tunggal), tetapi
bentuk dan ukurannya sangat beragam.
2. Ultrastruktur
Ultrastruktur sel bakteri berbeda dari ultrastuktur
organisme multisel.Sel-sel pada organisme multisel bersifat eukariotik (yaitu
mereka memiliki inti sel/nucleus sejati).Bahan genetiknya terbungkus dalam
suatu membrane untuk membentuk inti sel tersebut.Juga terdapat banyak organel
sitoplasma, dengan beberapa diantarnya terbungkus membran.Sebaliknya, bakteri
bersifat prokariotik (tidak memiliki inti sel sejati dan membran inti).Kromosom
yang mengandung bahan genetik (asam nukleat) terdapat didalam sitoplasma,
demikian juga semua organel termasuk ribosom (tempat pembentukan protein) dan
granula penyimpan.Mesosom, suatu lipatan kedalam dari membrane luar, merupakan
tempat respirasi, analog dengan mitokondria pada sel eukariotik.
3. Reaksi Pewarnaan Gram
Dalam keadaan alami, bakteri tidak berwarna.Reaksi pewarnaan
gram digunakan sebagai langkah pertama dalam identifikasi di
laboratorium.Reaksi pewarnaan gram bermanfaat karena menandai perbedaan stuktur
antara bakteri positif-gram dan negatif gram serta penunjukkan prilaku bakteri
yang bersangkutan.Sebahagian perbedaan antara kedua kelompok dijelaskan oleh
lebih resisten antibiotik.hanya sedikit spesies positit-Gram yang berflagel sehingga
mereka kurang memiliki motilitas.
4. Pembentukan Spora
Di bawah keadaan yang tidak menguntungkan.Clostrodium dan
Bacillus membentuk spora. Sel menjadi terbungkus oleh kapsul tebal
protektif,dan metabolismenya melambat. Dalam keadaan menguntungkan,spor
mengalami germinasi dan membebaskan bakteri. Spora sangat resisten terhadap
panas dan desikasi dan dapat hidup dalam jangka waktu yang lama. Kemampuan
membentuk spora yang dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang kurang
anthracis(yang menimbulkan antraks)dan Clostradium tetani(tetanus)dapat
bertahan hidup dalam keadaan dorman selama bertahun- tahun,sert mampu menahan
temperatur yang ekstrim dan pajanan desifektan yang akan menghancurkan sel
vegetatif. Germinasi terjadi apabila kondisi kembali membaik untuk prertumbuhan
dan reproduksi.
5. Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan oksigen bakteri berbeda-beda :
* Bakteri disebut
sebagai aerob obligat apabila pertumbuhan mereka membutuhkan pasokan oksigen
dari lingkungannya
* Bakteri yang
tidak dapat menoleransi adnya oksigen disebut anaerob obligat
* Kelompok ketiga,
aerob fakultatif, dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen.
2.5. PROSES INFEKSI
Agar dapat terjadi infeksi, pejamu yang retan harus bertemu
dengan suatu mikro-organisme virulen. Pathogen yang bersangkutan harus
menyelesaikan tahap-tahap berikut :
* Memperoleh akses
ke jaringan pejamu
* Bergerak ke
tempat yang menguntungkan
* Berhasil
bermultiplikasi walaupun pejamu melakukan perlawanan melalui mekanisme
pertahanan
* Berkembang biak
sehingga terbentuk pathogen baru yang dapat keluar untuk menyebar sehingga daur
hidup tuntas.
Contoh-contoh penyakit pada manusia yang disebabkan oleh
bakteri adalah infeksi stafilokokus dan sterptokokus, gonore, sifilis, kolera,
sampar, salmonelosis,sigelosis, demam, tifoid, penyakitlegionnaire, difteri,
haemophilus influenzae, pertusis, tetanus dan penyakit lyme. Suatu subset
bakteri yang sulit diterapi adalah mikrobakteri. Mikroorganisme golongan ini
merupakan penyebab penyakit Tuberkolosis dan lepra[3].
Pneumonia didefinisikan sebagai penyakit infeksi saluran
pernapasan bawah, yang melibatkan parenkim paru-paru, termasuk alveoli termasuk
struktur pendukungnya. Pneumonia merupakan penyebab kematian rangking ke empat
dikalangan pasien usia diatas 65[4].
Mengingat adanya perubahan adanya pathogen yang menyebabkan
pneumonia dan pola resistesi antimicrobial, maka perawat harus ingat akan akan
klasifikasi berikut ini[5] :
1. Comunnity-acquire pneumonia, dimulai sebagai penyakit
pernapasan umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia streptokokus
merupakan organisme penyebab umum.Tipe pneumonia ini biasanya menimpa kalangna
anak-anak atau kalangan orang tua.
2. Hospital-acquire pneumonia, dikenal sebagai pneumonia
nosokomial. Organisme seperti aeruginosa pseudomonas, klebsiella, atau aureus
stapilokokus, merupakan bakteri umum penyebab Hospital-acquire pneumonia.
3. Lobar dan bronchopneumonia dikatagorikan berdasarkan
lokasi anatomi infeksi, sekarang ini, pneumonia diklasifikasikan menurut
organisme, bukan hanya menurut lokasi anatominya saja.
4. Pneumonia Viral, Bakterial dan Fungal dikatagorikan
berdasarkan pada agen penyebabnya. Kultur spuntum dan sensivitas dilakukan
untuk mengindentifikasi organisme perusak.
Ogenous dalam diri
Etiologi pneumonia disebabkan oleh virus pathogen yang masuk
kedalam tubuh melalui aspirasi, inhalasi atau penyebaran sirkulasi.Pneumonia
terutama disebabkan oleh bakteri.Pneumonia inhalasi disebarkan melalui droplet
batuk dan bersin.Pneumonia bisa disebabkan oleh penyebaran hemat Ogenous dalam
diri pasien yang mengidap septisemia.Infeksi ini biasanya disebabkan oleh agen
bacterial atau agen fungal.
Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa organisme menular
harus mampu melekat, mendududki atau memasuki
P E N U T U P
3.1. KESIMPULAN
Kita ketahui bersama bahwa mikrobiologi adalah ilmu tentang
mikro-organisme-organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat diperiksa tanpa
bantuan mikroskop.Dimana mikro-organisme itu terdiri dari bakteri, virus,
jamur, protozoa dan beberapa kelompok minor lain (mikroplasma, riketsia dan
klamidia).Mikro-organisme tersebut merupakan penyebab infeksi.
Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa organisme menular
harus mampu melekat, mendududki atau memasuki hospes dan berkembang biak paling
tidak sampai taraf tertentu. Karena itu tidaklah mengherankan, bila dalam
perjalanan evolusi spesies hewan termasuk manusia, sudah mengembangkan
mekanisme pertahanan tertentu pada berbagai tempat yang berhubungan dengan
lingkungannya[6].
3.2. SARAN
Kita sebagai perawat nantinya harus memahami dampak dari
tindakan kita dalam kaitannya dengan kenyataan bahwa mikro-organisme ada
dimana-mana dan cepat beradaptasi serta dampak peran malpraktek misalnya
pemakaian antibiotik yang berlebihan terhadap keamanan pasien, perawat harus dapat
menerapkan strategi yang terbaik dalam mengantisipasinya.Dan selain itu,
perawat juga perlu mengetahui bahaya infeksi terhadap diri mereka sendiri karna
bisa terjadi infeksi silang.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Gould dan Chiristine Brooker, 2003.Mikrobiologi
Terapan untuk Perawat.Jakarta : EGC
Price Wilson. 1994. patofisiologi : konsep klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Elizabeth J. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta
: EGC
Charlene J. reeves, Gayle Roux dan Robin Lockhart. 2001. Keperawatan
Medikal bedah.Jakarta : Salemba Medikal.
[1]. Dinas Gould dan chiristine Brooker. 2003. Mikrobiologi
terapan untuk perawat
[2]. Elizabeth J. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiolog.
Jakarta:EGC
[3] Elizabeth J. Crowin. 2000. Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta : EGC
[4] Charlene J. Reeves, gayle Roux, Robin Lockhart. 2001.
Keperawatan Medikal Bedah Jakarta : Salemba Mediak.
[5] Charlene J. Reeves, gayle Roux, Robin Lockhart. 2001.
Keperawatan Medikal Bedah Jakarta : Salemba Mediaka.
[6]. Price Wilson. 1994. Patofisiologi : konsep klinis
proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
Diposkan oleh anhold di 20:48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar