Merumuskan Diagnosa Keperawatan
Setelah perawat
mengelompokan, mengidentifikasi, dan mevalidasi data-data yang signifikan, maka
tugas perawat pada tahap ini dalah merumuskan suatu diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, resiko, sindrom,
kemungkinan dan welness. (Carpentio 2000)
1. Aktual: menjelaskan masalah nyata saat ini
sesuai data klinik yang ditemukan.
Syarat: menegakan diagnosa
aktual harus ada unsur PES. Symptom (S) harus memenuhi kriteria mayor (80% -
100%) dan sebagian kriteria minor dari pedoman diagnosa NANDA.
Misalnya, ada data: muntah,
diare dan turgor jelek selama 3 hari
Diagnosakekurangan volume
cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan secara abnormal (Taylor,
Lilis & LeMone,1988,p.283)
Jika suatu masalah semakin
jelek dan mengganggu kesehatan “parineal” klien tersebut akan terjadi resiko
kerusakan kulit dan di sebut sebagai:”rsiko diagnosa”
2. Resiko: menjelaskan masalah kesehatan yang
nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi (Keliat,1990)
Syarat :menegakan resiko
diahnosa keperawatan adanya unsur PE (problem dan etiologi). Penggunaan istilah
“resiko dan resiko tinggi” tergantung dari tingkat keparahan atau kerentanan
terhadap masalah.
Diagnosa:”resiko gangguan
integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus menerus”
Jika perawat menduga adanya
gangguan self-concept (konsep diri), tetapi kurang data yang cukup mendukung (definisi
karakteristik / tanda dan gejala) untuk memastikan permasalahan, maka dapat
dicantumkan sebagai:”kemungkin diagnosa”
3. Diagnosa keperawatan “wellness”
Diagnosa keperawatan
wellness (sejahtera) adalah keputusan klinik tentang keadaan individu,
keluarga, dan atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke
tingkat yang lebih tinggi.
Syarat:menegakan diagnosa
keperawatan wellness harus ada unsur P (problem)
Ada dua kunci yang harus
ada:
1) Sesuatu yang harus menyenangkan pada tingakat
kesejahteraan yang lebih tinggi
2) Adanya status dan fungsi yang efekif
Pernyataan diagnosa
keperawatan yang dilakukan yang dituliskan adalah” potensial untuk
peningkatan....” perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan kategori ini tidak mengandung
unsur “faktor yang berhubungan”.
Contoh: potensial
peningkatan hubungan dalam keluarga
Hasil yang diharapkan meliputi:
Makan pagi bersama selama 5 hari / minggu
Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga
Menjaga kerahasian setiap anggota keluarga
Dan dilanjutkan
denganpemberian PENKES.
Pola Fungsional Kesehatan
|
Fungsi yang positif
Pernyataan Pengakajian
|
1. Pola manajemen persepsi kesehatan
|
Persepsi kesehatan yang
positif
Manajemen Kesehatan yang
efektif
|
2. Pola nutrisi-metabolik
|
Pola nutrisi - metabolik
yang efektif
|
3. Pola eliminasi
|
Pola eliminasi yang
efektif
|
4. Pola aktivitas – gerak
|
Pola aktifitas-gerak
efektif
|
5. Pola istirahat-tidur
|
Pola istirahat-tidur yang
efektif
|
6. Pola kognitif-perseptual
|
Pola kognitif-perseptual
yang positif
|
7. Pola persepsi diri
|
Pola persepsi diri yang
positif
|
8. Pola hubungan peran
|
pola hubungan peran yang
positif
|
9. Pola seksual – reproduksi
|
Pola seksual- reproduksi
yang positif
|
10. Pola koping stres
|
Pola koping stres yang
efektif
|
11. Pola nilai - kepercayaan
|
Pola nilai-kepercayaan
yang positif
|
UNSUR-UNSUR PENULISAN
AKTUAL DAN RESIKO DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah diagnosa
keperawatan diputuskan, maka perlu dilakukan penulisan diagnosa sesuai standar
yang ada. Diagnosa keperawatan dapat di tuliskan dua daftar pertanyaan sesuai
standar yang ada (masalah dan penyebab) atau tiga (masalah-penyebab- tanda dan
gejala)
1) Masalah (Problem)
Tujuan penulisan pernyataan
masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara
jelas dan singakat mungkin. Karena pada bagian ini dari diagnosa keperawatan
mengidentifikasi apa yang tidak sehat oleh klien dan apa yang harus dirubah
tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman terhadap tujuan
daria asuhan keperawatan. Dengan menggunakan standar diagnosa keperawatan dari
NANDA mempunyai keuntungan yang signifikan.
a. Membantu perawat untuk berkomunikasi satu
dengan yang lainnya dengan menggunakan istilah yang dimengerti secara umum.
b. Memfasilitasi penggunaan komputer dalam keperawatan
,karena perawata akan mampu mengakses diagnosa keperawatan.
c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi
perbedaan masalah kriteria pengkajian dan intervensi keperawatan dalam
meningkatkan asuhan keperawatan.
2) Etiologi (Penyebab)
Etiologi,
faktor resiko dan pendukung (related to):
Etiologi atau penyebab
adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau
mempengaruhi perkembangan masalah. Hal ini bisa di sebut related to dari
pernyataan diagnosa keperawatan (Carpenito 2000)
Etiologi meng identifikasi fisiologis
psikologis sosiologis spiritual dan faktor-faktor yang dipercaya yang berhubungan dengan masalah baik sebagai
penyebab atau pun faktor resiko. Karena etiologi mengidentifikasi faktor
yang mendukung terhadap masalah kesehatan klien maka etiologi sebagai pedoman
atau sasaran langsung dari intervensi keperawatan. Jika terjadi keselahan dalam
menentukan penyebab, maka tindakan keperawatan menjadi tidak efektif dan
efisien, misalnya, klien denghan Diabetes Melitus RS biasanya dengan
hiperglikemia dan mempunyai riwayat yang tidak baik tentang pola makan dan
pengobatan (insulin) didiagnosa dengan “ketidaktaatan”. Katakanlah ketidaktatan
tersebut berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan tindakan
keperawatan diperioritaskan mengajarkan klien cara mengatasi Diabetes Militus
dan tidak berhasil, jika penyebab ketidaktaatan tersebut karena klien putus asa
untuk hidup.
Penulisan etiologi dari diagnosa keperawatan
meliputi unsur PSMM
P = Patofisiologi
dari penyakit
S =
Situational (keadaan l;ingkungan perawatan)
M =Mediaction
(pegobatan yang diberikan)
M =
Maturasi (tingkat kematangan / kedewasaan klien)
|
Etiologi, faktor penunjang dan resiko
meliputi:
a. Pathofisiologi:
Semua proses penyakit, akut
atau kronis yang dapat mentebabkan atau mendukung masalah.misalnya masalah
“powerlessness”
Penyebab yang umum:
Ketidakmampuan
berkomunikasi (CVA, intubation)
Ketidakmampuan melakukan
aktifitas sehari-hari (CVA, trauma, servical, nyeri, IMA)
Ketidakmampuan memenuhi
tanggung jawabnya (pembedahan trauma dan arthrirtis)
b. Situasional (personal, envirinment)
Kurangnya pengetahuan,
isolasi sosial, kurangnya penjelasan dari petugas kesehatan, kurangnya
partisipasi klien dalam mengambil keputusan, relokasi, kekurangmampuan biaya,
pelecvehan seksual, pemindaha status sosial, dan perubahan personal teoriti.
c. Medication (tretmen – related)
Keterbatasan institusi atau
rumahsakit: tidak snaggup memberikan perawatan dan tidak ada kerahasiaan.
d. Maturational
Adolescent:ketergantungan
dalam kelompok, independen dan keluarga
Young adult :menikah,
hamil, orangtua.
Dewasa tekanan karier,
tanda-tanda pubertas
Eldrerly : kurangnya
se3nsori ,motor, kehilangan, (uang, faktor yang lain)
3) Definisi karakteristik
Data-data subyektif dan
obyektif yang ditemukan sebagai komponen pendukung terhadap diagnosa
keperawatan aktual dan resiko.
Defining karakteristik:
a) Mayor (harus ada)
Menunjukan ketidak puasan
tentang ketidakmampuannya mengontrol situasi.( misalnya: sakit,
progonisis,perawatan, penyembuhan)
b) Minor (mungkin ada / timbul)
Menolak atau ragu-ragu
untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan Apatais, perilaku yang agresif,
perilaku cemas,merusak, depresi.
Problem
Etiologi
Tanda dan Gejala
(definisi karakteristik)
|
Identifikasi tentang
sesuatu yang tidak sesuai/tidak sehattentang klien dan memerlukan perubahaan
Jelas, pernyataan yang singkat tenetang masalah klien
Identifikasi
faktor-faktor yang mendukung masalh respon klien
Faktor penyebab atau pendukung
Identifikasi
data subyektik dan obyektif sbg, tanda dari masalah keperawatan
Definisi karakteristik (tand adan gejala yang spesifik)
|
Memerlukan perubahan
klien (haraoan untuk perubahan)
Kurangnya perawatan diri:mandi berhubungan dengan
(related to)
Memrukan pengukuran
keperawatan yang sesuai
Takut jatuh di kamar mandi dan kegemukan ditandai
dengan (“as manifested by”)
Memerlukan kriteria
evaluasi
Bau “pesing” rambut tidak pernah dikeramas.
“saya takut jalan
dikamarmandi dan memecahkan barang”
|
KRITERIA PETUNJUK PENULISAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Taylor, Lilis & LeMone, 1997)
1. Tulislah masalah klien/ perubahan status
klien.
2. Pastikan bahwa masalah klien didahului adanya
penyebab dan keduanya dihubungkan dengan kata”sehubungan denagn (relatred to)”.
3. Definisi karakteristik jika diikuti dengan
penyebab kemudian kemudiana di hubunglkan dengan kata” ditandai dengan (as
manifefested by”).
4. Tulislah istilah yang umum digunakan.
5. Gunakan bahasa yang tidak memvonis.
6. Pastikan bahwa pernyataan masalah menandakan
apakah keadaan yang tidak sehat dari klien atau apa yang diharapkan klien bisa
dirubah.
7. Hindarkan menggunakan definisi
karteristik, diagnosa medis atau sesuatu yang tidak bisa dirubah dalam
pernyataan masalah.
8. Baca ulang diagnosa keperawatan untuk
memastikan bahwa pernyataan masalah bisa dicapai dan penyebabnya bisa diukur
oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. (2000).
Nursing Diagnosa: Application to Clinical Practice, ed, J. B
Lippincott Co., Philadelphia.
Keliat, B.A. (1990). Proses Keperawatan, Penerbit ,Arcan, Jakarta.
NANDA.(1987). Taxsonomi l, with Official Diagnostic
Categories.NANDA.
St. Louis.
Taylot, C., Lilies, C &
LeMone, P. (1998). Fundamental of Nursing: the arts and science
of nursing care, J.B. Lippncott Co., Philadelphia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar