Minggu, 14 April 2013

PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN PADA BAYI HIPERBILIRUBINEMIA


Pencegahan
  • Pencegahan penyakit kuning neonatal parah yang terbaik dicapai melalui perhatian terhadap status risiko bayi sebelum pulang dari rumah sakit lahir, melalui pendidikan orang tua, dan melalui perencanaan yang matang dari postdischarge tindak lanjut.
  • Sebuah predischarge bilirubin pengukuran, diperoleh dengan pengukuran transkutan atau serum dan diplot menjadi nomogram jam tertentu, telah terbukti menjadi alat yang berguna pada bayi yang membedakan dengan risiko rendah kemudian mengembangkan nilai-nilai tinggi bilirubin.
  • Faktor risiko klinis termasuk usia kehamilan kurang dari 38 minggu, penggunaan oksitosin atau vakum pada saat persalinan, pemberian ASI eksklusif, saudara yang lebih tua dengan penyakit kuning neonatal yang dibutuhkan fototerapi, kenaikan ≥ 6 mg / dL / hari (≥ 100 μ mol / L / hari) secara total kadar bilirubin serum, dan hematoma atau memar yang luas. Berat lahir juga berhubungan dengan risiko pengembangan penyakit kuning yang signifikan; semakin tinggi berat lahir, semakin tinggi risiko.
Cara paling mudah untuk mengatasi hiperbilirubinemia pada bayi dengan memberikan ASI sesering mungkin agar cepat terjadi pergantian cairan dalam tubuh bayi, serta  menjemur  bayi pada jam 7 sampai 9 pagi. Bila hiperbilirubinemia pada bayi memiliki kadar bilirubin cukup tinggi harus dilakukan foto terapi dimana bayi diberi sinar biru yang diarahkan ke kulit sehingga terjadi proses kimia pada molekul bilirubin di dalam jaringan bawah kulit, sehingga bilirubin dapat segera dibuang tanpa perlu metabolisme terlebih dahulu oleh hati.
Dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan otak bayi, maka kemungkinan dilakukan transfusi tukar harus dipenuhi jika Hiperbilirubinemia Pada Bayi mencapai kadar bilirubin yang sangat tinggi.
  • Penatalaksanaan Medis
Berdasarkan pada penyebabnya, maka manajemen bayi dengan Hiperbilirubinemia diarahkan untuk mencegah anemia dan membatasi efek dari Hiperbilirubinemia. Pengobatan mempunyai tujuan :
 Menghilangkan Anemia
§
 Menghilangkan Antibodi Maternal dan Eritrosit Tersensitisasi
§
 Meningkatkan Badan Serum Albumin
§
 Menurunkan Serum Bilirubin
§
Metode therapi pada Hiperbilirubinemia meliputi : Fototerapi, Transfusi Pengganti, Infus Albumin dan Therapi Obat.
a. Fototherapi
Fototerapi diberikan jika kadar bilirubin darah indirek lebih dari 10 mg%. Beberapa ilmuwan mengarahkan untuk memberikan Fototherapi Propilaksis pada 24 jam pertama pada Bayi Resiko Tinggi dan Berat Badan Lahir Rendah.
Cara kerja terapi sinar yaitu menimbulkan dekomposisi bilirubin dari suatu senyawaan tetrapirol yang sulit larut dalam air menjadi senyawa dipirol yang mudah larut dalam air sehingga dapt dikeluarkan melalui urin dan faeces. Di samping itu pada terapi sinar ditemukan pula peninggian konsentrasi bilirubin indirek dalam cairan empedu duodenum dan menyebabkan bertambahnya pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltic usus meningkat dan bilirubin keluar bersama faeces. Dengan demikian kadar bilirubin akan menurun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemberian terapi sinar adalah :
1) Pemberian terapi sinar biasanya selama 100 jam.
2) Lampu yang dipakai tidak melebihi 500 jam. Sebelum digunakan cek apakah lampu semuanya menyala. Tempelkan pada alat terapi sinar ,penggunaan yang keberapa pada bayi itu untuk mengetahui kapan mencapai 500 jam penggunaan.
3) Pasang label , kapan mulai dan kapan selesainya fototerapi.
Komplikasi fototerapi :
1) Terjadi dehidrasi karena pengaruh sinar lampu dan mengakibatkan peningkatan Insensible Water Loss (IWL) (penguapan cairan). Pada BBLR kehilangan cairan dapat meningkat 2-3kali lebih besar.
2) Frekuensi defikasi meningkat sebagai meningkatnya bilirubin indirek dalam cairan empedu dan meningkatnya peristaltik usus.
3) Timbul kelainan kulit sementara pada daerah yang terkena sinar ( berupa kulit kemerahan)tetapi akan hilang setelah terapi selesai.
4) Gangguan retina bila mata tidak ditutup.
5) Kenaikan suhu akibat sinar lampu. Jika hal ini terjadi sebagian lampu dimatikan,terapi diteruskan. Jika suhu terus naik lampu semua dimatikan sementara, bayi dikompres dingin dan diberikan ekstra minum.
6) Komplikasi pada gonad yang diduga menimbulkan kemandulan.
b.Tranfusi Pengganti
Transfusi Pengganti atau Imediat diindikasikan adanya faktor-faktor :
 Titer anti Rh lebih dari 1 : 16 pada ibu.
§
 Penyakit Hemolisis berat pada bayi baru lahir.
§
 Penyakit Hemolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau 24 jam pertama.
§
 Tes Coombs Positif
§
 Kadar Bilirubin Direk lebih besar 3,5 mg / dl pada minggu pertama.
§
 Serum Bilirubin Indirek lebih dari 20 mg / dl pada 48 jam pertama.
§
 Hemoglobin kurang dari 12 gr / dl.
§
 Bayi dengan Hidrops saat lahir.
§
 Bayi pada resiko terjadi Kern Ikterus
§
Transfusi Pengganti digunakan untuk :
1. Mengatasi Anemia sel darah merah yang tidak Suseptible (rentan) terhadap sel darah merah terhadap Antibodi Maternal.
2. Menghilangkan sel darah merah untuk yang Tersensitisasi (kepekaan)
3. Menghilangkan Serum Bilirubin
4. Meningkatkan Albumin bebas Bilirubin dan meningkatkan keterikatan dengan Bilirubin
Pada Rh Inkomptabiliti diperlukan transfusi darah golongan O segera (kurang dari 2 hari), Rh negatif whole blood. Darah yang dipilih tidak mengandung antigen A dan antigen B yang pendek. setiap 4 – 8 jam kadar Bilirubin harus dicek. Hemoglobin harus diperiksa setiap hari sampai stabil.
c.Therapi Obat
Phenobarbital dapat menstimulasi hati untuk menghasilkan enzim yang meningkatkan konjugasi Bilirubin dan mengekresinya. Obat ini efektif baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum melahirkan. Penggunaan penobarbital pada post natal masih menjadi pertentangan karena efek sampingnya (letargi).
Colistrisin dapat mengurangi Bilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga menurunkan siklus Enterohepatika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar