Rabu, 19 Oktober 2011

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit



1.      Keseimbangan cairan dan elektrolit cairan tubuh terbagi menjadi dua, yaitu:
a.       Ruang intrasel (2/3 cairan tubuh)àbanyak di otot
b.      Ruang ekstraseluler (1/3 cairan tubuh) yang dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu:
·         Cairan intravaskuler (3 L)
·         Cairan interstisial (8 L)
·         Cairan transeluler (paling sedikit)

2.      Pengaturan kompartemen cairan tubuh
a.       Osmosis + osmolaritas (dari encer ke pekat)
b.      Difusi (dari zat terlarut tinggi ke zat terlarut rendah)
c.       Filtrasi (perpindahan dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah)
d.      Pompa Na dan K (merupakan salah satu bentuk transport aktif àmelawan gradient sehingga membutuhkan energy. Na bergerak dari intrasel ke ekstrasel, K bergerak dari ekstrasel ke intraselàNa di ekstrasel lebih tinggi

3.      Gangguan volume cairan
a.       Hipovolemia
Kehilangan air+elektrolit dengan proporsi yang sama. Hal ini berbeda dengan dehidrasi (kehilangan air dengan peningkatan Na serum).
Contoh: diare, mual, faktor resiko DM insipidus
Penatalaksanaan: berikan larutan isotonic (RL, NaCl 0,9 %) untuk tatalaksana kehilangan cairan dan bisa digunakan pada hipotensi. Jika sudah normal dapat diberikan larutan hipotonik (NaCl 0.45%)
*syok hipovolemik terjadi jika volume cairan hilang >25% volume intravascular
Tahapan syok hipovolemik:
1: volume darah hilang <=15%, dikompensasi dengan konstriksi pembuluh darah. Tanda dan gejala: BP normal, RR normal, kulit pucat, ansietas (cemas awal)
2: volume darah hilang 15-30% (750-1500mL). CO tidak dapat dikompensasi dengan konstriksi pembuluh darah arteri. Tanda dan gejala: RR meningkat (takikardi), BP normal, Tekanan diastolic meningkat, berkeringat (stimulasi dari sistem saraf simpatik), ansietas ringan, kelelahan
3: volume darah hilang 30-45% (1500-2000mL). Tanda dan gejala: tekanan sistolik turun sampai di bawah 100 mmHg, sudah ada tanda klasik syok hipovolemik; takikardi>120x/ menit, takipneu>30x/menit, penurunan status mental (ansietas, agitasi), keringat dingin, kulit pucat, penurunan sistolik.
4: kehilangan volume darah >40% (>2000Ml). Tanda dan gejala: takikardi ekstrim, denyut nadi lemah, penurunan sistolik yang signifikan sampai <=70 mmHg, kesadaran menurun, diaphoresis, dingin, ekstremitas sangat pucat.
b.      Hipervolemia
Na+ dan air tertahan dengan proporsi yang kurang lebih sama dengan di dalam CES.
Penyebab: gagal ginjal, gagal jantung, sirosis hepatis
Manifestasi klinis: takikardi; peningkatan BP, vena sentral, BB, jumlah urin; napas pendek & mengi
Intervensi: mencegah fluid volume electrolyte (FVE) dengan diet natrium, mendeteksi FVE (memantau asupan, istirahat, dll), berikan posisi fowler tinggi agar cairan ke jantung dan pre load berkurang.
Edema dapat terjadi akibat perluasan cairan di ruang interstisial (penumpukan Na+)à berikan terapi diuretik
c.       Hiponatremia
Penyebab: Syndrome insufficiency  ADH (SIADH), hiperglikemi, masukan cairan secara perenteral yang < elektrolit meningkat, penggunaan air ledeng untuk enema atau irigasi gaster
Manifestasi klinis: mual, kram perut, neuropsikiatrik, anoreksia, perasaan lelah.
*Suatu kondisi dikatakan terjadi peningkatan TIK jika kadar Na serum < 115 mEq/ L
Ciri-ciri peningkatan TIK: letargi, confuse, kedutan otot, kelemahan fokal, hemiparase, papil edema, kejang
Penatalaksanaan: mengganti Na+ (oral, nasogastrik), berikan larutan isotonic jika tidak dapat menggunakan Na+, pembatasan air lebih aman pada pasien dengan volume cairan normal.

d.      Hipernatremia (kadar Na> 145 mEq/L)
Penyebab: kehilangan air pada pasien yang tidak sadar karena tidak dapat berespon terhadap rangsang haus, Na+ yang tidk proporsional (berlebih), diabetes insipidus (jika pasien tidak berespon terhadap rasa haus, stroke , hampir tenggelam di laut, kegagalan sistem penyesuaian, sistem hemodialisis/ hemodialisis peritoneal, pemberian cairan salin intravena.
Manifestasi klnis: neurologis, dehidrasi seluler,gelisah, lemah (pada hipernatremi sedang), disorientasi, halusinasi, delusi (pada hipernatremi berat), kerusakan otak permanen (pada hipernatremi sangat berat)
Intervensi: penurunan kadar Na  serum secara bertahap dengan infus larutan isotonic, lebih aman diberikan larutan hipotonik/ isotonic daripada dekstrose karena dekstrose menurunkan kadar Na+  secara cepat (penurunan Na+ plasma maksimal 2 mEq/ jam), koreksi hipernatremi secara menetap.
e.       Hipokalemia (kehilangan muntah dan penghisapan gastric)
Hipokalemia biasanya menyebabkan alkalosis dan demikian sebaliknya. Setiap peningkatan pH0,1 artinya peningkatan kalium serum 0,5. Hipokalemia biasanya terjadi pada diare, ileostomi baru, adenoma villous (tumor pada saluran GI), dan bisa juga terjadi pada pasien yang mendapat asupan karbohidrat parenteral.
Hipokalemia berat dapat menyebabkan henti jantung dan henti napas.
Tanda-tanda klinis jarang terlihat sebelum kadar kalium serum turun di bawah 3, kecuali tingkat kehilangannya cepat.
Manifestasi klinis: keletihan, mual, muntah, kelemahan otot, kram kaki, penurunan motilitas usus, parestesia, disritmia, peningkatan sensitifitas terhadap digitalis.
Hipokalemia berkelanjutan dapat menyebabkan ketidakmampuan ginjal memekatkan urinàurin encer+rasa haus berlebih. Selain itu deplesi kalium bisa menekan pelepasan insulin àintoleransi glukosa.
Intervensi:
·         Pencegahan: K+ diperbaiki à40-80 mEq/hari, pasien beresiko diperbaiki 50-100 mEq/hari
Tambahan kalium oral dapat menyebabkan lesi usus kecil. Oleh karena itu, pasien harus dikaji + diingatkan tentang distensi abdomen, nyeri, dan perdarahan.
Makanan yang banyak mengandung kalium antara lain: pisang, kismis, jeruk, daging, susu, tomat segar, kentang, miju2, jus buah.

A. Komposisi Tubuh Manusia
Tubuh manusia terdiri atas cairan dan zat padat. Empat puluh persen tubuh manusia merupakan zat padat seperti protein, lemak, mineral, karbohidrat, material organik dan non organic. Enampuluh persen sisanya adalah cairan. Dari 60% komposisi cairan, 20 % merupakan cairan ekstraseluler dan 40% merupakan cairan intraselluler. Empat persen cairan ekstraseluler berada dalam pembuluh darah berupa plasma darah dan 16% terdapat di interstisial. Perbedaan yang penting pada plasma dan cairan interstisial adalah adanya protein yang larut dalam plasma sedangkan di interstisial tidak ada.

B. Pergerakan Cairan Tubuh
Pergerakan antar kompartemen (intrasel, plasma dan interstisial) di kontrol oleh dua kekuatan yaitu: tekanan hidrostatik dan tekanan osmotic. Tekanan hidrostatik merupakan tekanan yang mendorong air untuk keluar dari plasma ke interstisial. Tekanan tersebut sekitar 282 mOsmle/L. Tekanan osmotic merupakan tekanan yang mempertahankan air tetap dalam plasma dan menarik air dari interstisial. Tekanan osmotic sekitar 281 mOsmole/L.

C. Keseimbangan Cairan Dan Konsentrasi Zat Terlarut
Total konsentrasi zat terlarut di interstisial sedikit lebih rendah dibandingkan dengan plasma. Sedangkan konsentrasi air dalam interstisial lebih tinggi daripada plasma. Perbedaan tersebut diatas karena adanya protein dalam plasma.Memahami konsep keseimbangan cairan dan konsentrasi zat terlarut pada setiap kompartemen ini juga akan memudahkan kita memahami mekanisme terjadinya edema. Edema diakibatkan karena ketidakseimbangan pergerakan cairan. Hal ini terjadi karena:
1. Protein plasma keluar dari sirkulasi saat dinding pembuluh darah rusak.
2. Pada penyakit hati dimana terjadi penurunan sintesis protein plasma
3. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
4. Obstruksi pembuluh limfatik
5. Reaksi peradangan, respon terhadap infeksi, atau kerusakan jaringan sehingga kapiler menjadi lebih permeabel.

AIR
Air berikisar antara 47-77%. Air berungsi:
1. Untuk transportasi nutriens dan zat buangan
2. Sebagai media reaksi kimia
3. Sebagai pelarut elektrolit dan zat terlarut lainnya
4. Membantu mempertahankan suhu tubuh
5. Untuk transport enzim, hormon, sel darah dan zat-zat lain
Elektrolit
Elektrolit adalah senyawa yang dapat menjadi ion saat larut. Ion yang bermuatan positif disebut kation sedangkan ion bermuatan negatif disebut anion. Non elektrolit adalah zat yang saat larut tidak membentuk ion.
Natrium/Sodium
Konsentrasi natrium di ekstrasel lebih tinggi dari intrasel. Natrium merupakan ion yang sangat penting dalam pengaturan tekanan osmotik. Konsentrasi natrium di cairan ekstrasel sekitar 142 mEq/L. Jika keadaan konsentrasi Na rendah dari nilai normalnya disebut dengan hiponatremi sedangkan konsentrasi yang tinggi disebut hipernatremi. Didalam tubuh Natrium berfungsi untuk:
1. Membantu kontrol kontraksi otot
2. Membantu mempertahankan iritabilitas neuromuskuler
3. Mempertahankan volume darah
4. Pengaturan volume cairan ekstraseluler
5. Stimulasi konduksi impuls syaraf.
Kalium/Potassium
Sekitar 4,5 mEq/L di cairan ekstrasel, konsentrasi intrasel lebih tinggi daripada ekstrasel. Konsentrasi lebih itnggi dari normal disebut hiperkalemi sedangkan konsentrasi lebih rendah disebut hipokalemi. Kalium berfungsi:
1. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit di intrasel
2. Membantu peningkatan transmisi impuls syaraf terutama di jantung
3. Membantu transformasi karbohidrat menjadi energi
4. Membantu keseimbangan asam basa melalui pertukaran dengan ion hidrogen
Elektrolit Lain
o Magnesium
o Klorida
o Hidrogen
o Klasium

D. Hormon Yang Terkait
Hormon yang terkait dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diantaranya adalah ADH, Aldosteron dan Atrial Natriuretic Peptide.


E. PENGATURAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

Asam adalah Molekul yang mengandung atom hidrogen yang dapat melepaskan ion hidrogen dalam larutan. Contohnya adalah HCL dan H2CO3. Basa adalah Ion atau molekul yang dapat menerima ion hidrogen seperti Ion Bikarbonat dan HPO4.

Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting, yaitu:
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar