Tutorial KDM VIII
KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI URINE
Proses Miksi
Adalah proses pengosongan kandung kemih
bila kandung kemih terisi.
Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :
·
Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di
dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah
kedua
·
Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks
berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal,
setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun
refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga
dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.
Faktor yang mempengaruhi kebiasaan berkemih
·
Diet dan intake
Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine, seperti protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi meningkatkan pembentukan urine intake cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine lebih banyak.
Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine, seperti protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi meningkatkan pembentukan urine intake cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine lebih banyak.
·
Respon
keinginan awal untuk berkemih
Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan di kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kandung kemih yang lebih daripada normal
Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan di kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kandung kemih yang lebih daripada normal
·
Gaya hidup
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.
·
Stress
psikologi
Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih, hal ini karena meningkatnya sensitive untuk keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.
Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih, hal ini karena meningkatnya sensitive untuk keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.
·
Tingkat aktifitas
Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan eksternal. Hilangnya tonus otot kandung kemih terjadi pada masyarakat yang menggunakan kateter untuk periode waktu yang lama. Karena urine secara terus menerus dialirkan keluar kandung kemih, otot-otot itu tidak pernah merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi.
Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah urine yang diproduksi, hal ini disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh.
Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan eksternal. Hilangnya tonus otot kandung kemih terjadi pada masyarakat yang menggunakan kateter untuk periode waktu yang lama. Karena urine secara terus menerus dialirkan keluar kandung kemih, otot-otot itu tidak pernah merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi.
Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah urine yang diproduksi, hal ini disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh.
·
Tingkat
perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus atau adanya lebih sering berkemih.
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus atau adanya lebih sering berkemih.
·
Kondisi
Patologis.
Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah & karakter)
Obat diuretiik dapat meningkatkan output urine
Analgetik dapat terjadi retensi urine.
Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah & karakter)
Obat diuretiik dapat meningkatkan output urine
Analgetik dapat terjadi retensi urine.
Karakteristik urin Normal n Abnormal
Pemeriksaan
|
Normal
|
Abnormal
|
Warna
|
Kekuningan
|
Merah
menunjukan hematuri kemungkinan obstruksi urien, kalkulus renal, tumor,
kegagalan ginjal.
|
Kejernihan
|
Jernih
|
Keruh
menunjukan terdapatnya kotoran, sedimen bakteri ( infeksi urinarius )
|
Ph
|
4,6
– 6,8
|
Alkalisis
bila dibiarkan atau pada infeksi saluran kemih. Tingkat asam meningkat pada
asidosis tubulus renal.
|
Berat
jenis
|
1.003
– 10,035
|
Biasanya
menunjukan intake cairan, semakin sedikit intake cairan sesmakin tinggi berat
jenis, bila rendah diduga penyakit ginjal.
|
Protein
|
1
– 8 mg / dl
|
Dapat
terjadi karena diet tinggi protein dan karena banyak gerakan ( terutama yang
lama ).
|
Gula
|
(
- ) Negatif / 0
|
Terlihat
pada penyakit renal, glukosuria terjadi setelah banyak intake gula, atau DM
|
Ketone
|
0
|
Hasil
metabolisme lemak yang tidak sempurna, kenoturia terjadi karena kelaparan dan
ketoasidosis diabetik.
|
Eritrosit
|
0
- 4
|
Cedera
jaringan ginjal.
|
Leokosit
|
0
– 5
|
Infeksi
saluran kemih.
|
Lagts
/ silinder
|
0
|
Infeksi
saluran ginjal, penyakit
renal.
|
Pengkajian
§ Pola berkemih
Pada orang-orang untuk berkemih sangat individual
Pada orang-orang untuk berkemih sangat individual
§ Frekuensi
Þ Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan
Þ Banyak orang-orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari.
Þ Orang-orang biasanya berkemih : pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan.
Þ Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan
Þ Banyak orang-orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari.
Þ Orang-orang biasanya berkemih : pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan.
§ Volume
Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi.
Usia Jumlah / hari
·1 Hari pertama & kedua dari kehidupan 15 – 60 ml
·2 Hari ketiga – kesepuluh dari kehidupan 100 – 300 ml
·3 Hari kesepuluh – 2 bulan kehidupan 250 – 400 ml
·4 Dua bulan – 1 tahun kehidupan 400 – 500 ml
·5 1 – 3 tahun 500 – 600 ml
·6 3 – 5 tahun 600 – 700 ml
·7 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml
·8 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml
·9 14 tahun – dewasa 1500 ml
·10 Dewasa tua 1500 ml / kurang
Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi.
Usia Jumlah / hari
·1 Hari pertama & kedua dari kehidupan 15 – 60 ml
·2 Hari ketiga – kesepuluh dari kehidupan 100 – 300 ml
·3 Hari kesepuluh – 2 bulan kehidupan 250 – 400 ml
·4 Dua bulan – 1 tahun kehidupan 400 – 500 ml
·5 1 – 3 tahun 500 – 600 ml
·6 3 – 5 tahun 600 – 700 ml
·7 5 – 8 tahun 700 – 1000 ml
·8 8 – 14 tahun 800 – 1400 ml
·9 14 tahun – dewasa 1500 ml
·10 Dewasa tua 1500 ml / kurang
Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode
24 jam pada orang dewasa, maka perlu lapor.
Diagnosa Keperawatan
-Perubahan dalam eliminasi urine berhubungan dengan retensi urine, inkontinensi dan enuresis
-0Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya inkontinensi urine
-Perubahan dalam rasa nyaman berhubungan dengan dysuria
-Resiko infeksi berhubungan dengan retensi urine, pemasangan kateter
-Perubahan konsep diri berhubungan dengan inkontinensi
-Isolasi sosial berhubungan dengan inkontensi
-Self care defisit : toileting jika klien inkontinesi
-Potensial defisit volume cairan berhubungan dengan gangguan fungsi saluran urinary akibat proses penyakit
-Gangguan body image berhubungan dengan pemasangan urinary diversi ostomy
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterampilan pemasangan diversi urinary ostomy
-Perubahan dalam eliminasi urine berhubungan dengan retensi urine, inkontinensi dan enuresis
-0Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya inkontinensi urine
-Perubahan dalam rasa nyaman berhubungan dengan dysuria
-Resiko infeksi berhubungan dengan retensi urine, pemasangan kateter
-Perubahan konsep diri berhubungan dengan inkontinensi
-Isolasi sosial berhubungan dengan inkontensi
-Self care defisit : toileting jika klien inkontinesi
-Potensial defisit volume cairan berhubungan dengan gangguan fungsi saluran urinary akibat proses penyakit
-Gangguan body image berhubungan dengan pemasangan urinary diversi ostomy
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterampilan pemasangan diversi urinary ostomy
Perencanaan
& Intervensi
Tujuan :
-Memberikan intake cairan secara tepat
-Memastikan keseimbangan intake dan output cairan
-Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
-Mencegah kerusakan kulit
-Mencegah infeksi saluran kemih
-Memulihkan self esteem atau mencegah tekanan emosional
-Untuk anak kecil meningkatkan kontrol berkemih dan self esteem.
Tujuan :
-Memberikan intake cairan secara tepat
-Memastikan keseimbangan intake dan output cairan
-Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
-Mencegah kerusakan kulit
-Mencegah infeksi saluran kemih
-Memulihkan self esteem atau mencegah tekanan emosional
-Untuk anak kecil meningkatkan kontrol berkemih dan self esteem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar